Bagian 3. Guru yang Berdedikasi dan Keterbatasan
Keywords:
Ketimpangan Sosial, Laskar Pelangi, Peran GuruAbstract
Artikel ini membahas representasi ketimpangan sosial dan peran guru dalam film Laskar Pelangi (2008) dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui metode analisis isi. Tujuan penelitian ini adalah memahami bagaimana media film merefleksikan realitas sosial, khususnya terkait pendidikan di daerah terpencil. Film Laskar Pelangi, yang diadaptasi dari novel Andrea Hirata dan disutradarai Riri Riza, dipilih karena menggambarkan perjuangan anak-anak dari keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan, serta pengabdian guru dalam kondisi terbatas. Data diperoleh dari observasi adegan, dialog, latar, dan simbol visual. Hasil analisis menunjukkan bahwa film ini secara jelas merepresentasikan ketimpangan pendidikan, seperti perbedaan fasilitas belajar, akses pendidikan, dan kondisi sekolah antara SD Muhammadiyah Gantong dan SD PN Timah. Film ini juga menyoroti peran guru sebagai agen perubahan. Tokoh Bu Muslimah dan Pak Harfan digambarkan tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik sejati yang membentuk karakter, semangat, dan harapan murid-muridnya. Dengan demikian, film Laskar Pelangi tidak hanya menyampaikan kisah inspiratif, tetapi juga menyajikan kritik sosial terhadap realitas ketimpangan pendidikan di Indonesia. Meskipun digambarkan dalam keterbatasan, pendidikan tetap ditampilkan sebagai harapan masa depan. Film ini memperlihatkan bahwa dengan semangat dan dedikasi guru, pendidikan dapat menjadi sarana penting untuk mengangkat derajat kehidupan masyarakat di daerah terpencil.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Author

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.